Manusia Pengimbang

Timbangan, alat yang digunakan untuk mengetahui seberapa berat (masa) suatu benda. Dengan menimbang, kita dapat mengetahui takaran atau ukuran yang pas dan proporsional. Semua hal, ditimbang2 dalam pembuatannya. Buat kue, berapa tepungnya, berapa telurnya, berapa susunya. Buat rumah, berapa banyak semennya, berapa kayunya dan seterusnya. Termasuk menimbang sebuah keputusan. Lebih banyak manfaat ketimbang kerugian, atau justru lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya.
Begitu pula memposisikan diri kita di masyarakat.  Diperlukan manusia-manusia pengimbang untuk menstabilkan sistematika kehidupan.
Banyak pembeli, harus diimbangi dengan banyaknya penjual. Ada pilot, ada juga co pilot. Nggak mungkin semuanya jadi pilot. Ada striker, ada juga goal keeper, atau back player. Semua diatur dan ditimbang2 sehingga pas komposisinya. Tentu, tidak semua posisi memiliki beban yang sama. Oleh sebab itu muncul yg namanya manusia pengimbang. Posisi manusia pengimbang adalah menempatkan dirinya, di suatu kekosongan. Biasanya tempat yg kosong adalah tempat yg kurang diminati banyak orang. Disinilah peranan penting seorang "manusia pengimbang" dalam sebuah system ataupun struktur organisasi. Seorang manusia pengimbang haruslah bisa sebagai pemain tengah atau playmaker, naik turun dari ujung ke ujung membantu di bagian yang lemah. Seorang manusia pengimbang, harus mengorbankan egonya diatas kepentingan bersama demi system yg stabil. Mereka dapat bekerja dimana saja, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Tanpa manusia-manusia penyeimbang, system tidak akan berjalan dengan baik dan mulus.

Komentar