Menukar "Waktu" Kerja, untuk Optimalisasi Diri

Dalam hal satuan waktu, dalam batasan "Hari", Setiap manusia diberi kesempatan yang sama, yaitu dijatah masing-masing sehari adalah 24 jam. Tidak ada satupun orang di dunia ini diberikan lebih atau kurang. Tetapi, kenapa ada yang lebih kaya atau lebih miskin? Padahal sama-sama diberikan jatah 24 jam waktunya?

Optimalisasi dalam Hal Belajar
Salah satu jawabannya adalah karena optimalisasi pemanfaatan waktu. Sebenarnya masih banyak jawaban yang lain. tetapi saya hanya ingin fokus pada jawaban itu. Optimalisasi pemanfaatan waktu contohnya ada seorang mahasiswa yg akan melakukan ujian akhir semester. Sebelum ujian semster dilaksakan, mahasiswa tersebut memanfaatkan waktunya untuk belajar. agar lebih siap dalam menghadapi ujian. berbeda jika ada temen dari mahasiswa itu yang tidak belajar untuk meperdalam bahan ujian. tentu hasil atau nilai ujian dari kedua mahasiswa diatas akan berbeda. karena yang satunya melakukan optimalisasi diri dan yang satu nya lagi tidak.


Begitupula jika "ujian semester" pada cerita diatas diganti dengan  dengan istilah "tes masuk pegawai perusahaan". maka bagi karyawan yang memiliki kemampuan yang lebih, jelas akan dipipih pihak perusahaan. dan seterusnya, masih banyak lagi kasus-kasus lain. yang tentunya di dunia ini banyak sekali terjadi persaingan-persaingan. Tinggal bagaimana kita membuat diri kita yang paling optimal.

Optimalisasi dalam Hal waktu
Jika cerita mahasiswa diatas kaitannya adalah dengan keilmuan, ketangkasan, kecerdasan seseorang, bagaimana dengan waktu? apalagi jika rentang kecerdasan seseorang mungkin selain dibatasi oleh gen nya yg dibawa dari orang tua dengan kecerdasan yang tinggi? Untuk perbandingan waktu atau umur) ini benar2 fair dan adil seperti yang saya tulis pada paragraf pertama. waktu yang diberikan sama-sama 24 jam. 

Maka, dari hasil optimalisasi waktu itu bisa kita contohkan sebagai berikut:
Seorang dokter yang buka praktek menarik ongkos 50 ribu rupiah untuk sekali pemeriksaan kepada pasien nya. satu kali pemekrisaan membutuhkan waktu 10 menit. maka jika dalam satu jam dokter itu bekerja, akan menghasilkan 50 rb x 6 (1 jam = 60 menit. maka 1 jam = 10 menit x 6) atau sebesar 300 ribu rupiah.

dilain sisi, ada seorang office boy, yang bekerja 5 jam setiap hari pada sebuah kantor, OB ini digaji  sebesar 1.000.000 rupiah dalam watu sebulan. anggap saja sebulan ada 30 hari. maka gaji seharinya adalah 1.000.000 dibagi 30 = 33.333. Sehari lima jam kerja. maka "waktu" kerja satu jam OB ini dihargai sebesar 6.666 rupiah.

coba perhatikan perbedaan seorang dokter dengan OB diatas dalam mengoptimalkan waktunya. si dokter sejam bisa menghasilkan 300 ribu rupiah, sedangkan OB sejam pengahasilannya 6.666 rupiah.

oleh karena itu, mudah saja Bagi seorang dokter untuk membayar atau menggaji karyawannya (seorang OB) hanya dengan pengahasilan. Coba bayangkan jika si Dokter bertukas pekerjaan dengan si OB? pasti pada nggak mau :) Oleh karena itulah, banyak dari orang2 kenapa ingin menjadi dokter, ketimbang menjadi OB. karena optimalisasinya terdahap waktu lebih baik.

Demikian ulasan saya kali ini. sampai jumpa di ulasan lainnya. Tetaplah mencari peluang optimalisasi diri sebanyak-banyaknya. manfaatkan waktu secara maksimal :)

Komentar