Antrian di SPBU Membuat Marah

Saya benar-benar marah kali ini. baru saja saya pulang dari SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)Pertamina di kuala Mempawah (kabupaten Pontianak) Kalimantan Barat, melihat antri kendaraan baik itu roda 2 maupun 4 yang begitu ramainya dan yang paling membuat saya marah yaitu banyak kendaraan memiliki tangki siluman. Selain itu kendaraan yang antri sudah hiruk pikuk tidak teratur dengan garis antrian. Jujur saja saya menjadi khawatir, was-was, tak tenang dan takut dalam antrian itu. Karena saya liat seperti banyak preman yang menguasai antrian. Saya liat ada seorang polisi (pun) tak berkutik mengatur antrian dan hanya berani mengatur lalu lintas (jalan arteri provinsi) yang sedikit macet diakibatkan oleh antrian truk-truk besar (yang juga mengantri solar) . melihat antrian yang sudah tidak teratur seperti itu, saya segerakan pulang kerumah dan menulis blog ini.

Antrian yang sudah tak teratur dan tidak habis-habisnya itu diakibatkan oleh oknum dan beberapa penimbun premium dan solar yang terus-menerus melakukan antrian. Saya pikir mereka memiliki niat untuk menghabiskan stok SPBU, supaya orang-orang disekitar mau tidak mau harus membeli bensin di kios bensin ecerean di sekitar SPBU. ini benar-benar sudah keterlaluan. bisnis seperti ini seharusnya dilarang oleh pemerintah demi keadilan bagi setiap warga negara dalam mendapatkan BBM khususnya premium. Kenapa ini terkesan seperti dibiarkan...?

Biasanya saya melakukan pemotretan di lokasi, tetapi kali ini saya merasa enggan, karena khawatir tingkat tinggi dan takut akan di marahi oleh oknum dan preman yang sedang mengantri dengan mobil dan motor yang tak jelas sudah bentuknya.

Saya pikir ini akibat dari akan dinaikkannya harga BBM (Bahan Bakar Minyak) khususnya premium oleh pemerintah yang sekarang Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 di seluruh Indonesia. harga premium di kios-kios bensin sekitar mempawah adalah Rp. 6.000. terkadang saya merasa terpaksa membeli di kios-kios bensin karena di SPBU sudah habis alias kosong. SPBU sering mengalami kekosongan stok karena "dimakan" oleh oknum yang kemudian di jual ke kios-kios bensin di sekitar seharga Rp. 5.500. Informasi soal harga yang mereka dapatkan itu saya dapat dari beberapa penjual Bensin Eceran (kios). mereka datang dengan mobil menawarkan Bensin untuk dijual kembali. Mengapa menjadi monopoli seperti ini?

Saya benar-benar merasa tak diperlakukan adil oleh pemerintah. Sementara warga miskin mendapatkan BLT, sedangkan saya mendapatkan apa (dalam rangka kenaikan BBM ini)?

Tolong kepada semua pihak yang terkait, segeralah luruskan permasalahan ini. kenapa ketika saya benar-benar membutuhkan premium harus antri yang begitu panjang, membuang waktu, berpanas-panasan menyiksa diri, membuat emosi memuncak? bisakah kami rakyat kecil hidup dengan tentram, nyaman dan damai di negeri tercinta ini?

Komentar

  1. kunjungan perdana. ye..., kalau dah ke spbu macam itu, rasenye makin bising. ape agik ade yg suke nyerobot. salam dari blogger tetangga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal yah bro...makasih sudah berkunjung ke blog saya.

      Hapus

Posting Komentar

Feel Free for Comment. Silahkan berkomentar apa saja. Komentar kalian sangat membantu saya. karena akan membuat saya lebih semangat :)